Penelitian yang diterbitkan online pertama kali di
BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology pada tanggal 1
September 2010 ini menemukan adanya kaitan yang erat antara keberhasilan perawatan periodontal (gusi) dengan
kemungkinan terjadinya kelahiran
bayi sebelum waktu yang seharusnya atauprematur.
Penelitian ini dilakukan terhadap
322 wanita hamil yang
kesemuanya mengalami penyakit
gusi.
Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
diberikan perawatan
gusi, yaituscaling dan root planning,
ditambah instruksi
kebersihan mulut. Sementara kelompok yang lain hanya
diberikan instruksi
perawatan kebersihan mulut untuk meningkatkan kesehatan
rongga mulutnya.
Ternyata insidensi kelahiran bayi prematur pada
dua kelompok tersebut tidak signifikan, yaitu 52,4% pada wanita yang tidak
mendapatkan perawatan, dan 45,6% pada wanita yang mendapatkan perawatan.
Peneliti lalu mencoba melihat dari sisi
keberhasilan perawatan
gusi yang sudah dilakukan. Para wanita ini diperiksa
kembali setelah 20 minggu pasca perawatan inisial, dan perawatan dinyatakan
berhasil apabila terjadi pengurangan proses radang dan kegoyangan gigi.
Dan ternyata, dari 162 wanita yang
diberikan perawatan
gusisecara profesional ditemukan bahwa dari 49 wanita yang
dinyatakan memperoleh keberhasilan perawatan
gusi hanya 4 orang yang mengalami kelahiran bayi prematur (8%).
Sementara itu, dari 111 wanita yang perawatannya tidak berhasil diperoleh 69
orang (62%) mengalami kondisi bayi
lahir prematur. Dan terlihat bahwa perbedaan ini sangatlah
signifikan.
Marjorie Jeffcoat , Professor dari
bagian periodontologi di University of Pennsylvania yang juga sekaligus sebagai
pemimpin penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat puas dengan hasil
penelitian mereka.
Pertama karena penelitian ini telah
memperlihatkan bahwa wanita
hamil dapat memperoleh perawatan gusi dengan
aman untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut mereka. Yang kedua adalah bahwa
ternyata keberhasilan perawatan
periodontal sebagai tambahan perawatan bagi ibu hamil dapat
menurunkan insidensikelahiran
bayi prematur.
Untuk selanjutnya, Jeffcoat mengatakan
bahwa mereka akan mencoba melihat peranan obat kumur antibakteri yang biasa
digunakan untuk membantu meningkatkan kesehatan rongga mulut dalam menurunkan
insidensi kelahiran
bayi prematur.
Pemimpin redaksi dari BJOG, Professor
Philip Steer, mengatakan bahwa peneliti sebelumnya telah menyatakan kalau infeksi gusi yang
parah akan meningkatkan produksi prostagaldin dan tumour necrosis factor di
dalam tubuh, yaitu suatu zat kimia yang berhubungan dengan kelahiran bayi prematur.
Dan tentunya, ada faktor-faktor lain
penyebab kelahiran
bayi prematur yang juga harus diperhatikan. Diantaranya
kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol yang
berlebihan, dan obesitas.