Hari yang panas memang sangat segar minumnya es cincau.
Apalagi dibulan puasa ini pasti menyegarkan jika berbuka dengan
es cincau. Cincau memang baik buat mengobati panas dalam
sehingga pas jika disajikan pada saat cuaca panas. Ternyata selain buat panas dalam,
cincau juga baik bagi penderita maag. Wah jadi kabar baik nih pada yang
sering terkena penyakit maag. Apa saja sih manfaat cincau ini pada
penyakit maag.
Penyakit maag atau tukak kambung kelihatannya remeh, namun
sering merepotkan. Cepat sembuh tapi juga gampang kambuh. Kemunculan gejalanya
ditandai dengan rasa nyeri pada perut gara-gara meningkatnya asam lambung.
Cincau ternyata mampu menuntaskannya.
Mag yang kambuh akan menimbulkan rasa sakit pada epigastrum
(perut bagian atas) disertai berkurangnya nafsu makan, bahkan anoreksia
(hilangnya selera makan). Kalau sudah begitu, muncul rasa mual disertai demam
sehingga mendadak muntah-muntah.
Beberapa tanaman biasa digunakan masyarakat untuk meredam mag
ini. Di antaranya tanaman cincau. Berdasarkan penelitian, ia berkhasiat
mencegah radang dan menurunkan produksi asam lambung. Nah, zat apa gerangan
yang membuat cincau mujarab untuk sakit mag?
Dikatakan Dr. Florence C. Amato dalam Fundamentals of Medical
Science for Medical Record Personel (1985), penyakit mag biasanya berawal dari
makanan yang dikonsumsi tercemar bakteri atau kuman sehingga menimbulkan
infeksi. Dalam kondisi serangan ringan, diagnosis penyebabnya sering tidak
jelas. Tapi bisa juga ditandai dengan muntah darah (hematemensis) berwarna
hitam karena pengaruh asam lambung.
L.B. Cardenas, Lemmens, dan Horsten dalam Medicinal and
Poisonous Plants 1 (1999) Daun menyebutkan, sejumlah senyawa flavonoid bersifat
mencegah radang (anti-inflamatori) dan menurunkan kadar asam lambung. Senyawa
flavonoid terdapat pada beberapa tumbuhan obat, seperti cincau (Premna
serratifolia), camcau (Cyclea barbata), dan juga para kerabatnya dari famili
Menispermaceae.
Beragam bangsa ternyata sudah akrab dan memanfaatkan tanaman
obat itu. Masyarakat Sunda, misalnya, mengenalnya sebagai cincau. Tumbuhan dari
famili Verbenaceae (jati-jatian) ini termasuk tanaman semak atau pohon kecil
yang tingginya mencapai 10 m.
Di Indocina, daun dan akarnya sebagai obat tradisional untuk
melancarkan air kencing (diuretik), gangguan lambung, dan penyakit demam.
Masyarakat di India memanfaatkan daunnya untuk pengobatan radang rematik, sakit
perut atau mulas (kolik), dan gas dalam perut (flatulence).
Rebusan akar dan daun digunakan untuk obat demam di Semenanjung Malaysia. Di Papua Nugini sari daunnya dipakai sebagai obat batuk, sakit kepala, dan demam. Sementara masyarakat di Guam memanfaatkan teh rebusan kulit kayunya untuk pengobatan sakit saraf (neuralgia).
Rebusan akar dan daun digunakan untuk obat demam di Semenanjung Malaysia. Di Papua Nugini sari daunnya dipakai sebagai obat batuk, sakit kepala, dan demam. Sementara masyarakat di Guam memanfaatkan teh rebusan kulit kayunya untuk pengobatan sakit saraf (neuralgia).
Daun cincau mengandung bahan kimia berupa senyawa aktif
Premnazole dan Phenyl butazone. Premnazole (alkaloid isoxazol) dari hasil
isolasi daun cincau sebagai senyawa antiradang yang bisa menurunkan pembentukan
tumor pada jaringan granulasi yang menyerang butir-butir dalam protoplasma
(granuloma). Phenyl butazone merupakan senyawa yang memiliki aktivitas sama
dengan Premnazole dengan menurunkan kadar kelenjar adrenal dan asam askorbat
(vitamin C).
Dalam penelitian yang sama, kedua senyawa itu juga mampu
menurunkan aktivitas enzim sehingga secara tidak langsung asam lambung yang
terbentuk pada cardia dalam dinding lambung juga menurun.
Camcau merupakan salah satu jenis tumbuhan yang sering kali
digunakan sebagai pengganti cincau. Di daerah Jawa, daunnya untuk bahan jeli
yang biasa disebut camcau ijo. Jeli ini sebagai minuman dan makanan pengusir
sakit perut serta demam.
Tumbuhan camcau menyimpan senyawa campuran alkalin termasuk
senyawa S,S-tetrandrine (sebagai alkaloid utama lebih dari 3% dalam akar).
Senyawa ini, berdasarkan penelitian, bekerja mengalangi perkembangan tumor
ganas pada ginjal (neuroblastoma). Juga mempunyai aktivitas dalam pencegahan
maupun pengobatan penyakit pembuluh darah jantung (kardiovaskuler), termasuk
penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan gangguan lambung akibat tidak
adanya irama lambung atas (supraventricular arrthythmia).
Senyawa itu juga berpengaruh sebagai antiradang, pereda radang
(prostaglandin), pengumpul zat pembeku darah, penekan radang sendi, dan
mencegah produksi nitrixc oxcide. Ada pun senyawa aktif lainnya ialah
R,S-isotetrandrine, R,Schondocurine, homoaromoline, dan fangchinoline.
Bahan aktif lain
Beberapa jenis tumbuhan dari famili Menispermaceae
(sirawan-sirawanan) diketahui telah digunakan masyarakat setempat sebagai obat
tradisional. Masyarakat Filipina dan Semenanjung Malaysia menggunakan rebusan
batang sirawan (Arcangeiisia flava) sebagai obat gangguan lambung maupun usus.
Di Indonesia batangnya dijual sebagai “kayu seriawan” untuk obat demam dan
seriawan.
Sirawan dikenal mengandung senyawa campuran alkaloid
(bis)-benzylisoquinoline, seperti bahan aktif sejenis berberine (lebih dari 5%
dalam berat kering batang) dan palmatine. Berberine sebagai senyawa aktif
antibakteri.
Berberine berpengaruh juga dalam suplemen air daging dengan
darah. Berberine (sebagai sulfat) dengan konsentrasi 35 µg/ml dapat merusak
bakteri (bactericidal) pada Vibrio cholerae. Juga sebagai pencegah perkembangan
bakteri (bacteriostatic) pada Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 50
µg/ml. Kedua senyawa berberine dan palmatine secara khusus bekerja mencegah
enzim dalam darah, hati, dan pankreas.
Di daerah Jawa, masyarakat menggunakan daun sumbat kendi
(Stephania capitata) sebagai pengganti camcau untuk mengusir gangguan lambung.
Kandungan alkaloidnya sama dengan camcau, dengan S,S-tetradrine sebagai senyawa
utama (antara 0,7 – 1,3%).
Di daerah yang sama, umbi akar kepleng (Stephania japonica) juga
dimanfaatkan sebgai obat pencegah nyeri lambung, disentri, demam, gangguan
kencing, dan hepatitis. Gerusan daunnya biasanya digunakan sebagai obat tapal
infeksi payudara. Selamat mencoba.
Sumber : kompas.health.com